Skip to main content

Kenali Ciri Investasi Bodong: Resiko Kecil Untung Gede!



Setidaknya ada tiga ciri-ciri utama sebuah penawaran investasi patut diduga tipu-tipu (bodong). Ciri yang pertama adalah iming-iming bunga atau keuntungan yang tinggi dalam waktu singkat dan resiko yang rendah. Padahal,  ini sangat berhubungan dengan prinsip utama dari 10 Axioms of Financial Management. Dimana sebuah penawaran imbal-hasil pasti berkaitan erat dengan risiko investasi yang menyertainya.

Waspada Investasi Bodong
Pada kenyataannya acapkali investasi tipu-tipu datang melalui orang terdekat kita.

Ciri yang kedua adalah menjanjikan bonus perekrutan "korban" baru. Misalnya jika kamu berhasil membawa seorang teman untuk ikut masuk dalam skema investasi tertentu maka sebagian keuntungan akan dibagikan kepadamu.  Ini tentu sangat menggugah jiwa serakah (ketamakan) yang ada dalam diri manusia. Kerja mudah, tapi menghasilkan. Faktanya skenario seperti ini ibarat bubble yang menunggu pecah.

Ciri yang ketiga, sebuah praktik investasi tipu-tipu sering menggunakan data ngawur demi menciptakan daya tarik atau persuasi ke calon korban. Mulai dari menggunakan manipulasi foto pada tokoh publik (pejabat, artis, ahli medis, pemuka agama), hingga klaim-klaim sains berlebihan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan validitasnya.

Waspadai juga teknik persuasi yang memanipulasi rasa takut seseorang agar mau menerima sebuah tawaran. Baca disini untuk cerita yang lebih detail Trik Jualan: Memanfaatkan Rasa Takut Customer? Jangan terlalu terpancing kalau kamu ditakut-takutin misalnya: "Kalau nggak sekarang, nanti orang lain yang ambil loh kesempatan ini?". Iya kamu takut ketinggalan, kamu takut kehilangan kesempatan, kamu takut hidup cuma gitu-gitu aja. Tapi ingat bahwa keputusan bisnis yang baik itu lebih banyak menggunakan rasionalitas bukan emosi.

Kesimpulan

Dengan mengenali tiga ciri-ciri investasi bodong di atas  semoga kamu lebih bijak ketika memutuskan berinvestasi.  Mengertilah bahwa ASN atau pegawai kantoran merupakan target empuk untuk ditawari proposal-proposal bisnis. Alasannya tentu karena kamu memiliki potensi finansial yang bagus. Bisa dari tabungan, simpanan aset, atau kemampuan untuk berhutang ke bank secara mudah dan cepat.

Di sisi lain, impian memiliki bisnis yang profitable tanpa harus "capek-capek kerja" pasti terdengar menarik bukan? Siapa sih, pegawai kantoran yang tidak ingin memiliki mesin uang yang mengalirkan transferan ke rekening, sambil tetep dapat gaji dari kantor. Hehe

I've been there done that. Saya sudah jatuh berkali-kali dalam skema investasi atau kerjasama yang berujung boncos -menguras isi tabungan bertahun-tahun. Golden rule-nya, kalau ada bisnis yang ditawarkan dengan iming-iming mudah dan cepat membuat Anda jadi kaya raya: waspadalah! When it sounds too good to be true, it probably is' isn't always correct.

Catatan:

Tapi, bagaimana jika tawaran investasi datang dari teman dekat? Saya sendiri sudah mengalami beberapa kali. Dan formatnya tidak melulu berbentuk ponzy, binary, atau monkey business. Tapi proposal kerjasama dan investasi! Kiat menghadapi hal seperti ini silahkan baca di sini 9 Cara Pintar Menilai Tawaran Bisnis dari Teman atau Saudara!

Jika Anda punya pengalaman buruk dalam berinvestasi, share ceritamu di komentar ya! Kita akan diskusikan bersama!

#StaySharpASNTajir!

Comments

Popular posts from this blog

Intip 9 Cara Pintar Menilai Tawaran Bisnis dari Teman atau Saudara!

"Bro, bagaimana kabarnya? Aku ada penawaran menarik nih. Aku mau buka cabang restoran baru di Jl. Sudirman tapi aku perlu investasi tambahan. Bisnisnya bagus, momentumnya tepat mumpung menjelang bulan puasa pasti rame nanti untuk bukber. Aku kirim proposalnya ya? Spesial untuk kamu, kukasih return 10% per bulan dari nilai investasimu deh! ". Kalau dapat tawaran seperti ini langsung sikat nggak?  Sementara di tabunganmu ada ratusan juta nganggur karena tidak tahu harus diapakan. Suara-suara surgawi mulai mengalun indah di kepala: wah bisa nih buat muter duit tabunganku, ada kesempatan jadi investor, punya saham di restoran, nanti dapat duit bagi hasil, ongkang-ongkang kaki bisa bikin tajir, bisa story di IG sambil bilang "Nengok warung jualan cheeeck.." , wah... senangnya!!!? Tawaran investasi usaha dari teman seringkali tampak menggiurkan bagi kaum gajian. STOP! Take a deep breath , read this blog to the end! Di dunia bisnis, kamu perlu menjadi stoic. Karena in

Kapan Waktu Terbaik Untuk Resign?

Keputusan resign yang baik seyogyanya mempertimbangkan beberapa aspek pemikiran kritis seperti mengapa harus resign, apa yang terjadi jika tidak resign, kemana karir selanjutnya, dan kapan seharusnya mengajukan surat pengunduran diri. Namun dari semuanya, pertanyaan kapan memiliki nilai penting karena terkait dengan eksekusi dari serangkaian strategi yang telah dibangun. Keputusan resign adalah hal penting yang memerlukan pertimbangan secara jernih dan matang. Jadi kapan sebaiknya resign? 1. Saat memiliki performa sangat baik secara terus-menerus namun tidak menunjukan korelasi positif dengan perkembangan karir di tempat bekerja. 2. Ketika mendapatkan kesempatan atau penawaran untuk bekerja di tempat yang lebih baik dengan nilai gaji dan kompensasi yang lebih tinggi. 3. Ketika tempat kerja Anda memiliki kultur yang toxic dimana upaya apapun untuk membawa perubahan positif menjadi tidak berarti, bahkan menghasilkan resistensi lingkungan terhadap Anda. 4. Ketika ingin putar haluan menja

Jualan Dengan Memanfaatkan Rasa Takut Manusia

Di sebuah pagi yang cerah tak sengaja saya menemukan acara di TV dimana seorang host menjual produk rice-cooker dengan embel-embel kesehatan. Ia melakukan “edukasi” soal bahaya nasi untuk penderita diabetes, khususnya betapa cara orang memasak nasi selama ini salah. Untuk memperkuat argumen ia memakai test iodium, dengan pipet tetes tanpa takaran jelas, untuk menunjukan betapa tingginya kandungan gula dalam sesendok nasi. "Lihat, warnanya berubah menjadi hitam! Ini tandanya gulanya sangat tinggi. Dan itu tidak baik untuk Anda!" Teknik penjualan dapat dilakukan dengan menggugah emosi calon pembeli. Sadarkah kamu tentang fenomena ini?. Betapa pemilik brand acapkali menciptakan urgensi melalui rasa takut. Lalu sebuah produk ditawarkan sebagai solusi? Setelah menerapkan teknik agitasi masalah dan solusi, produk berupa rice-cooker yang katanya canggih dan bisa bikin nasi menjadi low-carbo itu ditawarkan dengan harga dua juta rupiah lebih yang dicoret menjadi 1 jutaan