Skip to main content

Merasa Tidak Berjiwa Entrepreneur? Kenali 10 Tandanya!

"Seorang ASN harus memiliki jiwa entrepreneur, bekerja produktif, siap bertanggungjawab dan harus jelas outcome-nya. Seseorang yang mempunyai jiwa entrepreneur tidak akan memiliki jiwa mubazir!" demikian pesan Menpan -RB, Asman Abnur, dalam orientasi CPNS di Jakarta beberapa tahun silam. Pesan ini tentu relevan untuk semua pegawai kantoran di manapun berada ya, tapi jiwa entrepreneur itu yang seperti apa sih?

jiwa entrepreneurship
Entrepreneurship seringkali dikaitkan dengan bakat yang diperoleh sejak lahir, padahal ini bukanlah kebenaran yang diakui semua orang.
 
Dikutip dari wikipedia entrepreneur adalah adalah orang yang melakukan aktivitas kewirausahaan yang dicirikan dengan pandai atau berbakat dalam mengenali produk baru,  menentukan cara produksi baru, menyusun manajemen operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya serta mengatur permodalan operasinya.
 
Sedangkan entrepreneurship sering diartikan sebagai proses penciptaan atau ekstraksi nilai yang diperoleh dari proses mendesain, meluncurkan, dan menjalankan sebuah bisnis baru. Seringkali hal ini dikatikan dengan usaha kecil.
 
Saya orang yang memiliki jiwa entrepreneur adalah pribadi dengan kapasitas untuk mengembangkan, membangun, mengorganisir  dan mengelola sumber daya untuk menciptakan nilai baru (usaha baru) bersama dengan resiko yang menyertainya demi sebuah manfaat atau keuntungan. 

Nah, berdasarkan pengamatan saya terhadap orang-orang di sekitar serta pengalaman pribadi, ada beberapa karakteristik yang menonjol dari seorang entrepreneur. Cek 10 tanda di bawah ini untuk mengetahui apakah kamu memiliki jiwa entrepreneur atau tidak!

1. Memiliki Rasa Ingin Tahu 

Salah satu karakter manusia (homo sapiens) yang paling saya kagumi adalah rasa penasaran alias kepo. Ini mungkin warisan dari leluhur kita semua: Nabi Adam, yang penasaran memakan buah terlarang demi mengetahui sesuatu, atau Nabi Ibrahi yang penasaran menemukan keberadaan Tuhan hingga mendapati kebenaran sejati di hadapan.
 
Ketika kamu mulai menerjunkan diri ke dalam dunia wirausaha, itu bisa bermula dari pertanyaan: "Ada orang bisa sukses dari jualan ayam goreng, kira-kira saya bisa sukses dari bisnis apa ya?". "Jika orang lain bisa, mengapa saya tidak bisa?". dst.
 
Namun rasa penasaran dalam diri tidaklah berarti apa-apa tanpa tindak lanjut. Kamu harus mengeksplorasi apa saja kelebihan dan kekurangan diri, membuat daftar sumber daya yang dimiliki, dan mencari peluang untuk dieksekusi.

Bahkan ketika kamu sudah berjalan cukup jauh dan dihadapkan pada keragu-raguan untuk mengeksekusi sebuah rencana, curiosity itu sungguh membantu untuk terus maju. Pertanyaan yang bisa menggelitik adalah: "Bagaimana jika ternyata rencana ini sukses, bahkan sangat sukses 10x lipat dari yang saya bayangkan?" . Hebat bukan daya kepo manusia itu?
 
2.  Memiliki Visi Jauh ke Depan
 
Sebutkan daftar orang-orang sukses di sekitarmu, tidak perlu harus terkenal seperti Nadiem Makarim, Wiliam Tanuwidjaya, Steve Jobs, Henry Ford atau Jack Ma, yang dekat-dekat saja di lingkungan kerjamu. Menurutmu, ia memiliki visi yang jelas atau tidak?
 
Hampir semua orang sukses di muka bumi ini memiliki visi yang sangat jelas. Sebagi informasi, itulah pembeda mereka dari orang-orang medioker kebanyakan. Orang sukses sangat mengerti dan sadar apa yang diinginkan dalam hidupnya. Mereka memahami alasan kuat di baliknya, dan bersungguh-sungguh mewujudkannya.
 
Kemampuan memiliki visi jauh ke depan adalah karakter penting seorang entrepreneur. Visi membantumu Anda mendefinisikan misi, objetif (capaian) jangka pendek, menengah, dan panjang serta menjadi panduan dalam memutuskan sesuatu. Visi membawa seseorang pada strategi yang sekiranya bekerja untuk mencapai visi itu sendiri.

Lihatlah kondisimu sekarang, dan tanyakan pada dirimu. "Apa visi hidup saya?", "Dalam lima tahun ke depan saya sedang ada dimana, mengerjakan apa, berama siapa?". Jika kamu memiliki gambaran yang sangat jelas tentang semuanya maka mungkin entrepreneurhip adalah jalan ninjamu.

3. Mau Memulai dengan Langkah Kecil

Coba ingat-ingat masa kecilmu. Pernahkah kamu membuat gambar atau lukisan abstrak tanpa makna di kertas, di tembok atau dimanapun? Ingatkah betapa kamu tidak peduli apakah itu lukisan yang bagus atau tidak. Kamu sekedar memulainya begitu saja. Jika iya, maka sebenarnya kamu memiliki benih karakter memulai dengan langkah kecil. Mungkin, kamu hanya lupa bagaimana caranya.
 
Agar ingat, bayangkan kamu diminta berjalan sejauh 50 meter. Tapi bagaimana jika di awal perjalanan kamu diharuskan dan benar-benar harus melangkah 5 meter? Pasti sulit! Dan kamu tidak akan pernah bisa menyelesaikan 50 metermu. Sehingga tidak masuk akal jika seorang entrepreneur mengahruskan dirinya sukses di saat memulai sesuatu.

Ada sebuah teknik yang disebut dengan "lower the bar" yang secara garis besar adalah pendekatan mengecilkan langkah pertama, agar lebih mudah melangkah lagi dan lagi.  Jangan buru-buru menginginkan kesempurnaan atau kesuksesan. Semua ada prosesnya. Mulailah dari langkah kecil. Mulai saja!
 
Bahkan deretan pengusaha paling sukses memiliki kisah dimana mereka memulai hal-hal kecil sejak muda. Mereka gagal, belajar, memulai lagi dan seterusnya hingga sukses. Jika kamu selalu bersemangat dalam memulai sesuatu, mengembangkan ide-ide baru,jangan-jangan kamu adalah calon orang sukses berikutnya?

4. Berpifikir Positif Terhadap Peluang
 
Ketika musibah tiba kamu bisa melihat hikmah dari kejadian. Saat terjadi resesi atau krisis di masa pandemi kamu melihat ada potensi pertumbuhan dan perkembangan ekonomis dalam suatu bidang. Bahkan dalam kekacauan total kamu melihat peluang di celah yang sempit. Seolah-olah tidak ada hal yang terlalu buruk di dunia ini.
 
Jika ini menggambarkan caramu menghadapi dunia, maka bisa jadi kamu adalah pengusaha sukses berikutnya yang jeli dalam melihat peluang. Hanya saja, setelah itu kamu harus bisa memilih peluang terbaik di antara puluhan kemungkinan yang lain. Kemudian mengolah peluang menjadi sebuah momentum untuk memulai sebuah bisnis.
 
Kemampuan untuk melihat peluang sangatlah membantu seorang entrepreneur. Berita baiknya, tidak pernah ada waktu yang salah untuk membangun bisnis dan membuatnya berkembang.

 
5. Berorientasi pada Pemecahan Masalah
 
Dunia bisnis memiliki sebuah koin ajaib dimana di satu sisinya berisi masalah sedang di sisi lainnya berisi peluang. Masalah dan peluang adalah dua hal yang tak terpisahkan.  
 
Entrepreneur ulung senantiasa berfikir untuk memecahkan masalah nyata setiap hari. Mereka menerima tantangan dan hambatan yang ada untuk di atasi. Di ujung perjalanan terdapat solusi yang nilainya kemudian dapat dipertukarkan.
 
Kemampuan untuk terus-menerus memecahkan masalah akan mengasahmu pada kratifitas dan inovasi. Kamu akan terdorong untuk berkembang hingga akhirnya bisa mencapai sukses-sukses kecil yang nantinya menjadi batu loncatan menuju kesuksesan yang lebih besar.
 
6. Berani Mengambil Resiko
 
Entrepreneur adalah pengambil risiko. Toh, pada dasarnya semua pilihan memiliki resiko. Seorang entrepreneur pastilah mengambil risiko yang diperhitungkan setelah mempertimbangkan pilihan mereka dan dengan hati-hati merencanakan rute ke depan.

Jika suka mengambil risiko, kemungkinan besar kamu ditakdirkan untuk menjadi seorang entrepreneur sukses. Kehidupan berwirausaha bukan untuk orang yang lemah hati dan mencari aman, tetapi tentang keberanian dan kepintaran mengelola resiko. Di mana ada resiko di situ ada imbal hasil. Baca 10 aksioma manajemen keuangan untuk memahami ini.

7. Percaya Diri dan Menghargai Diri Sendiri

Keyakinan adalah atribut penting jika Anda ingin menjadi pengusaha sukses. Semua wirausahawan hebat telah mengembangkan tingkat kepercayaan diri yang tinggi dan telah menggunakan pola pikir yang kuat ini untuk menyampaikan manfaat ide bisnis mereka kepada orang lain.

Sebagai seorang pengusaha, Anda harus percaya diri di depan pelanggan, mitra, staf, dan juga investor. Jika Anda menderita kurangnya kepercayaan diri dan harga diri yang rendah, kehidupan wirausaha mungkin bukan untuk Anda.

Itu tidak berarti Anda tidak bisa menjadi freelancer yang sukses.

8. Pekerja Keras yang Pantang Menyerah

Apakah Anda dapat mengambil kesimpulan tegas dengan cepat, bahkan ketika berada di bawah tekanan? Jika demikian, Anda tegas, dan ini adalah kualitas penting dalam diri seorang wirausahawan. Saat membangun dan mengembangkan bisnis, membuat keputusan cepat sangat penting, dan Anda harus melakukannya setiap hari.

Berurusan dengan krisis adalah bagian tak terpisahkan dari menjalankan perusahaan baru. Pengusaha hebat bertindak cepat dan efektif. Mereka melakukan segalanya untuk menghindari penundaan. Menjadi terlalu lambat dalam membuat keputusan bisa mahal.

9. Memiliki Kemauan Belajar

Kita mengenal dua kategori mental seseorang. Yang pertama disebut fixed mindset yaitu keyakinan diri bahwa
kecerdasan atau bakat yang dimiliki seseorang sifatnya akan tetap dan tidak akan berubah. Yang kedua disebut growth mindset, yaitu keyakinan bahwa semua orang bisa memiliki suatu keterampilan selama memiliki motivasi dan kerja keras untuk mencapainya.

Orang yang memiliki kemauan belajar adalah contoh kongkrit manifestasi growth mindset. Seorang entrepreneur haruslah memiliki karakter ini. Dan seharusnya semua orang memilikinya. Bagaimana tidak!? Logikanya sangat sederhana, kamu tidak lahir secara ajaib untuk langsung bisa berbicara, berlari, bermain bola, atau menari break-dance. Semua dicapai dengan mempelajarinya.

Jadi jika besok kamu melihat seseorang begitu pandai memberikan presentasi di muka publik sementara kamu phobia untuk berbicara di panggung, have a faith! Kamu bisa, asalkan mau belajar.

10. Kreatif dan Inovatif
 
Terkadang saya melihat kehampaan dalam pidato-pidato pimpinan di lingkungan perkantoran ketika sampai pada kalimat "Kita harus bisa menjadi pribadi yang kreatif dan inovatif". Di sisi lain, para anak buah hampir tidak ada yang berani bertanya "Memangnya kreatif inovatif itu yang seperti apa Pak??". Jika benar demikian, saya yakin dari 10 pimpinan yang ditanya 9 diantaranya akan memberikan jawaban berbeda.
 
Dalam konteks entrepreneurial mindset arti kreatifitas adalah tendensi untuk menciptakan atau mengggali ide, alternatif atau kemungkinan baru yang dapat berguna untuk penyelesaian masalah dalam kondisi yang terbatas. Sedangkan inovasi adalah proses lebih lanjut dari kreatifitas yang secara spesifik menyasar pada masalah di bidang spesifik. Ada sebuah teknik inovasi yang bernama Systemic Inventive Thinking, kamu bisa baca sekilas di sini. Sangat sederhana namun powerfull sekali.

Jika setiap kali menghadapi persoalan kamu pandai memutar otak mencari solusi di tengah keterbatasan, kemungkinan besar ada bibit entrepreneur dalam dirimu. Bayangkan memasuki dunia entrepreneurship adalah seperti melewati gang penuh preman, dan kamu adalah Jackie Chan yang bisa bertarung menggunakan benda apapun yang ada di sekitar demi melumpuhkan semua preman itu.
 
Kesimpulan
 
Setelah membaca artikel di atas kamu bisa segera melakukan self-audit. Berkomitmenlah untuk besikap jujur: apakah karakter di atas ada dalam dirimu? Jika kamu ragu-ragu dan membutuhkan validasi, tanyakanlah kepada orang-orang terdekat. Mereka bisa memberikan penilaian tentangmu
 
Karakter seorang entrepreneur bukanlah ekslusif milik segelintir orang, melainkan bisa diperoleh siapapun yang menginginkannya. Karakter muncul dari kebiasaan, dan kebiasaan dapat diciptakan oleh kita sendiri. Simply take control and take responsibility!
 
Sekarang pertanyaan saya: apakah kamu termasuk yang percaya bahwa jiwa kewirausahaan adalah bakat lahir? Atau meyakini bahwa itu adalah skill yang bisa diasah dan dimiliki siapapun? Share pendapatmu tentang ini ya. #StaySharpASNTajir!

Comments

Popular posts from this blog

Intip 9 Cara Pintar Menilai Tawaran Bisnis dari Teman atau Saudara!

"Bro, bagaimana kabarnya? Aku ada penawaran menarik nih. Aku mau buka cabang restoran baru di Jl. Sudirman tapi aku perlu investasi tambahan. Bisnisnya bagus, momentumnya tepat mumpung menjelang bulan puasa pasti rame nanti untuk bukber. Aku kirim proposalnya ya? Spesial untuk kamu, kukasih return 10% per bulan dari nilai investasimu deh! ". Kalau dapat tawaran seperti ini langsung sikat nggak?  Sementara di tabunganmu ada ratusan juta nganggur karena tidak tahu harus diapakan. Suara-suara surgawi mulai mengalun indah di kepala: wah bisa nih buat muter duit tabunganku, ada kesempatan jadi investor, punya saham di restoran, nanti dapat duit bagi hasil, ongkang-ongkang kaki bisa bikin tajir, bisa story di IG sambil bilang "Nengok warung jualan cheeeck.." , wah... senangnya!!!? Tawaran investasi usaha dari teman seringkali tampak menggiurkan bagi kaum gajian. STOP! Take a deep breath , read this blog to the end! Di dunia bisnis, kamu perlu menjadi stoic. Karena in

Kapan Waktu Terbaik Untuk Resign?

Keputusan resign yang baik seyogyanya mempertimbangkan beberapa aspek pemikiran kritis seperti mengapa harus resign, apa yang terjadi jika tidak resign, kemana karir selanjutnya, dan kapan seharusnya mengajukan surat pengunduran diri. Namun dari semuanya, pertanyaan kapan memiliki nilai penting karena terkait dengan eksekusi dari serangkaian strategi yang telah dibangun. Keputusan resign adalah hal penting yang memerlukan pertimbangan secara jernih dan matang. Jadi kapan sebaiknya resign? 1. Saat memiliki performa sangat baik secara terus-menerus namun tidak menunjukan korelasi positif dengan perkembangan karir di tempat bekerja. 2. Ketika mendapatkan kesempatan atau penawaran untuk bekerja di tempat yang lebih baik dengan nilai gaji dan kompensasi yang lebih tinggi. 3. Ketika tempat kerja Anda memiliki kultur yang toxic dimana upaya apapun untuk membawa perubahan positif menjadi tidak berarti, bahkan menghasilkan resistensi lingkungan terhadap Anda. 4. Ketika ingin putar haluan menja

Jualan Dengan Memanfaatkan Rasa Takut Manusia

Di sebuah pagi yang cerah tak sengaja saya menemukan acara di TV dimana seorang host menjual produk rice-cooker dengan embel-embel kesehatan. Ia melakukan “edukasi” soal bahaya nasi untuk penderita diabetes, khususnya betapa cara orang memasak nasi selama ini salah. Untuk memperkuat argumen ia memakai test iodium, dengan pipet tetes tanpa takaran jelas, untuk menunjukan betapa tingginya kandungan gula dalam sesendok nasi. "Lihat, warnanya berubah menjadi hitam! Ini tandanya gulanya sangat tinggi. Dan itu tidak baik untuk Anda!" Teknik penjualan dapat dilakukan dengan menggugah emosi calon pembeli. Sadarkah kamu tentang fenomena ini?. Betapa pemilik brand acapkali menciptakan urgensi melalui rasa takut. Lalu sebuah produk ditawarkan sebagai solusi? Setelah menerapkan teknik agitasi masalah dan solusi, produk berupa rice-cooker yang katanya canggih dan bisa bikin nasi menjadi low-carbo itu ditawarkan dengan harga dua juta rupiah lebih yang dicoret menjadi 1 jutaan